SEJARAH MASJID TERTUA BERNAMA MASJID JAMI MERDEKA DI MANOKWARI PAPUA BARAT

Dikutif dari Portal Resmi Kabupaten Manokwari  dan wikipedia 2019,  Hari jadi Kota Manokwari yang jatuh pada tanggal 8 November 1898 dilatarbelakangi oleh peristiwa dibentuknya pos pemerintahan pertama di Manokwari oleh Pemerintahan Hindia Belanda, ketika Residen Ternate Dr. D. W. Horst atas nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda melantik Tn. L. A. Van Oosterzee pada hari Selasa tanggal 8 November 1898 sebagai Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas Wilayah Irian Jaya Bagian Utara) yang waktu itu masih termasuk wilayah keresidenan Ternate. Tanggal 8 November inilah yang selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Kota Manokwari melalui Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1995
Kalau berkunjung ke Manokwari rasanya kurang lengkap jika tidak berkunjung ke sebuah masjid tertua di daerah ini. Namanya Masjid Jami Merdeka, yang terletak di Jalan Bandung, Borasi, kira – kira 1 kilo meter dari pelabuhan laut Manokwari. Secara administratif terletak di Kelurahan Padarni, Distrik / Kecamatan Manokwari Barat, Kabupatem Manokwari, Provisi Papua Barat. Secara geografis terletak pada koordinat 0.862610,134.072599. Keberadaan masjid yang cukup dekat dengan pelabuhan Manokwari ini tentu akan memudahkan komunitas muslim di sana dalam menjalankan ibadah dengan baik. Selain masjid ini mudah dijangkau, juga nampak sekali dikelola dengan baik oleh pengurus DKM.
Sumber : Dokumentasi Tim Afak Media 
Masjid Jami Merdeka merupakan masjid pertama di Manokwari. Berdirinya masjid ini tidak lepas dari sejarah datangnya para pelaut dan pedagang Islam dari Kesultanan Tidore. Menurut salah seorang Antropolog dari Universitas Indonesia, Koentjoroningrat mengatakan bahwa dari cerita rakyat dan informasi dari Tidore, pada abad ke-15 Biak telah menjadi wilayah Kesultanan Islam Tidore. Kemudian, sebuah Manuskrip tulisan tangan berbahasa Tidore yang ditemukan di Manokwari menceritakan bahwa pada tanggal 18 Agustus 1812, Sultan Tidore bernama Danu Sayid Muhammad Alting dan adiknya bernama Danu Muhammad Hasan, didampingi oleh Tolawa Marwa (Wazir Kesultanan), telah mendarat di Pulau Mansinam di Manokwari Barat (Tim Arfaq Media, 2015).
Dikutif dari Bimas Islam Kemenag 2019, bahwa menurut Sekretaris Baznas Kabupaten Manokwari, yang juga sebagai Kepala KUA Kota Manokwari, Salim Mandar, bahwa kegiatan masjid ini tergolong cukup aktif. Selain shalat berjamaah lima waktu, juga ada pengajian rutin mingguan, baik untuk jamaah bapak-bapak atau ibu-ibu. Pada malam jumat, masjid ini mengadakan kegiatan pembacaan Yasin bersama.
                         Sumber : Dokumentasi Tim Afak Media
  Dalam Arfaq Media 2015, menurut salah seorang pengurus Masjid Jami Merdeka H. Mukhsin, bahwa “jumlah penduduk muslim pada zaman Belanda di daerah ini sangat sedikit. Menurut cerita yang diterimnya bahwa masjid ini meengalami beberapa kali pemindahan. Pemindahan masjid dari lokasi lama ke baru sering menyulitkan warga muslim karena lokasinya yang jauh. "Saya tidak tahu persis kapan masjid ini mengalami pemindahan, tapi memang betul bahwa masjid ini dipaksa" untuk pindah oleh penguasa saat itu. Alhamdulillah pada tahun 1947 masjid ini sudah menempati lokasinya sekarang berkat penyerahan tanah wakaf dari salah seorang warga," jelasnya. Lebih lanjut ia berujar bahwa masjid ini merupakan situs bersejarah. Sayangnya tidak ada dokumentasi atau catatan sejarah yang memperkuat hal itu. "Kami sangat ingin agar masjid ini direnovasi agar bangunannya terlihat memiliki nilai sejarah. Mudah-mudahan ke depannya ada pihak-pihak terkait yang dapat membantu." Saat ditanya kenapa dinamakan Masjid Jami Merdeka, Mukhsin menjawab, "Dinamakan "merdeka" karena akhirnya umat Islam tidak diusir lagi saat mendirikan masjid. Jadi kita merasa merdeka untuk bisa beribadah dan aman dari gangguan. Jadi tidak ada hubungannya dengan nama jalan Merdeka yang kebetulan dekat dengan masjid ini," tegasnya seperti diberitakan oleh situs online tersebut.
Lebih lanjut Tim Arfaq Media menghimpun informasi lebih dalam lagi melalui pengurus Masjid Jami Merdeka yang lainnya yaitu Pak Wigih. Bahwa Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun di kota ini, namun tidak semua orang tahu tentang sejarah berdirinya.  Menurut  Pak Wigih Bahwa Riwayat tentang Masjid Jami Merdeka yang disampaikan oleh orang-orang tua dulu. Masjid ini sudah beberapa kali pindah lokasi kalau tidak salah tiga kali," ujarnya memulai percakapan. "Lokasi masjid yang pertama itu adalah di Pulau Lemon yang terletak di samping Pulau Mansinam di luar kota Manokwari. Masjid ini dibangun oleh Kesultanan Tidore tapi saya tidak tahu persis kapan. Yang jelas jauh sebelum kedatangan Ottow-Geissler ke Manokwari (1855).  Kenapa dibangun di sana karena pada saat itu wilayah Manokwari masih berupa hutan dan tidak ada penghuni. Sementara di Pulau Lemon dan Mansinam ada suku-suku Papua dari Biak," terangnya. Bangunan masjid lebih tepat disebut "Langgar" yang dibangun menggunakan kayu. Ada dugaan bahwa Pulau Lemon merupakan tempat transit bagi kapal-kapal sultan yang berlayar ke Pulau Biak dan sebaliknya sehingga dibangunlah masjid untuk kebutuhan istirahat dan shalat. Kemudian saat daratan Manokwari semakin berkembang dengan kehadiran Belanda dan suku-suku lain, maka masjid yang berada di Pulau Lemon dipindahkan ke lokasi baru di dekat Pelabuhan Manokwari (saat ini lokasi Gedung DPRD Provinsi Papua Barat). Terjadinya pergolakan politik saat itu mempengaruhi kehidupan peribadatan penduduk muslim di Manokwari. Oleh Pemerintah Belanda, bangunan masjid diminta untuk dipindahkan ke lokasi lain yang akhirnya didirikan di sekitar daerah Sanggeng (lokasi SPBU saat ini). Tak lama masjid yang sudah berdiri pun dipaksa untuk pindah lagi. Kali ini ke lokasi yang tetap berdiri hingga sekarang, yaitu di dekat Lapangan Borasi. 
Saat ini Masjid Jami Merdeka menjalani renovasi. Menurut Ketua pembangunan Masjid Jami merdeka, Aljabar Makatita, bahwa tampilan masjid yang dibangun kali ini sebagai bentuk rasa syukur jamaah. Selain itu, kondisi fisik bangunan sudah cukup lama keberadaannya dan tidak lagi memenuhi standar  kebutuhan Jamaah setempat dengan kondisi sekarang. Juga agar dalam meningkatkan fungsi masjid Jami Merdeka, sebagai rumah ibadah dan tempat pembinaan umat melalui Pendidikan Islam Usia Dini.  Karena itu, selaku panitia tim renovasi minta dukungan seluruh umat muslim di Manokwari, untuk bersama dapat mendukung renovasi pembangunan gedung masjid yang baru.
Menurut Makatita “Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari pada tahun anggaran 2019 telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 1 Milyar untuk mengawali proses pembangunan ini,”  Untuk menyelesaiakan renovasi pembangunan masjid Jami merdeka ini, panitia pembangunan membutuhkan anggaran pembangunan yakni Rp. 10 milyar, hingga dapat menampung kurang lebih sekitar 1000 jamaah.” Masjid jami merdeka ini adalah masjid tertua di Manokwari. Melihat tuntutan saat ini maka seyogyanya melalui renovasi pembangunan gedung masjid jami ini dapat terus mencerminkan presentasi nilai – nilai budaya dari masjid – masjid yang ada di Manokwari,”Ungkapnya. Makatita berharap, pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari dan provinsi papua Barat dapat turut mendukung dan memberikan perhatian kepada pembangunan masjid Jami Merdeka ini secara berkelanjutan.
                                        Sumber : Dokumentasi Gardapapua.com
Menurut Wekke 2013 : 134 “Kondisi minoritas tidak memungkinkan untuk membangun masjid raya di setiap kabupaten. Saat membangun masjid diperlukan dialog dan kebersamaan dengan penduduk dan umat lain. Walaupun demikian, ada saja masjid yang dijadikan sebagai pusat aktivitas umat Islam. Masjid Fasarkhan di Kabupaten Manokwari, merupakan salah satu tempat penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran dari waktu ke waktu sejak pembentukan Propinsi Papua Barat”. 
Peta lokasi perpindahan Masjid Jami Mwrdeka

Sumber : Google Map
Ket. : 1. Lokasi pertama di Pulau Lemon
          2. Lokasi kedua di dekat Pelabuhan Manokwari
          3. Lokasi ketiga di Sanggeng (lokasi SPBU)
          4. Lokasi keempat (lokasi sekarang)

Daftar Referensi

Anonimous, Sejarah Masjid Pertama di Manokwari, Tim Arfaq Media, Tahun 2015,   diakses Tanggal 22 Desember 2019,  http://www.arfaqmedia.net/2015/01/sejarah-mesjid-pertama-di-manokwari.html
Anonimous, Sejarah Manokwari,  Portal Resmi Kabupaten Manokwar, diakses Tanggal 22 Desember 2019, http://www.manokwarikab.go.id/halaman/sejarah-manokwari
Anonimous,  wikipedia  terakhir diubah pada 21 Desember 2019, diakses tanggal 22 Desember 2019, https://id.wikipedia.org/wiki/Manokwari_(kota)
Ian / Red, Masjid Djami Merdeka Mulai Direnovasi, Begini Harapan Jemaah, gardapapua.com https://gardapapua.com/2019/10/05/masjid-djami-merdeka-mulai-direnovasi-begini-harapan-jemaah/
Thobib dan Romzi,  Masjid Pertama di Manokwari Namanya Masjid Merdeka, Bimas Islam Kementerian Agama, diakses tanggal 22 Desember 2019, https://bimasislam.kemenag.go.id/post/berita/masjid-pertama-di-manokwari-namanya-masjid-merdeka-
Wekke Ismail Suardi, Masjid di Papua Barat : Tinjauan Ekspresi Keberagamaan Minoritas Muslim dalam Arsitektur Jurnal : el Harakah Vol.15 No.2 STAIN Sorong, Papua Barat,  Tahun 2013 : 124 - 149


Komentar

Posting Komentar